Matius4:1 (AYT) -- "Kemudian, Yesus dipimpin oleh Roh ke padang belantara untuk dicobai oleh Iblis." Lukas 22:39-46 (AYT) -- "Kemudian, Yesus keluar dan pergi seperti ke Bukit Zaitun seperti yang biasa dilakukan-Nya; dan murid-murid-Nya juga pergi mengikuti Dia. Ketika Yesus sampai di tempat itu, Ia berkata kepada mereka, 'Berdoalah supaya DoaMenghadapi Kesulitan Membayar Hutang dan Cara Mengamalkannya. Masalah hutang memang menjadi masalah hidup yang serius. Karena itu mereka yang memiliki hutang juga biasanya merasakan berbagai tekanan dan beban dalam hidupnya. Hutang bisa dialami oleh banyak orang dengan berbagai jenis, latar belakang, alasan, serta tujuan yang mendasarinya. Saudaraku kaum muslimin rahimakumullah. Pada pembahasan seri sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa di antara solusi menghadapi wabah penyakit dan bencana adalah tobat dan memperbanyak istighfar. Pada artikel ini, insya Allah akan dibahas secara ringkas tentang solusi penting berikutnya dalam menghadapi wabah penyakit dan musibah, yakni doa. Doa Adalah Ibadah Rasulullah shallallahu alaihi wa DoaInspirasional Di Saat Keputusasaan. Hari ini, kita akan terlibat dalam doa-doa yang menginspirasi pada saat-saat putus asa. Kehidupan kadang-kadang bisa sangat menantang. Tepat ketika kita telah merencanakan dan menciptakan gambaran mental tentang apa yang ingin kita lakukan, di mana kita ingin mencapai atau hasil yang ingin kita lihat DanDia Mahaperkasa, Maha Pengampun ." (Al-Mulk: 2) Manusia punya karakter lemah sehingga iabutuh pertolongan Allah, Zat Yang Maha Kuasa. Berikut doa yang diajarkan Al-Qur'an dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika menghadapi kesulitan: IniDoa Nabi Saat Mengalami Masalah dan Kesulitan! M Alvin Nur Choironi 30 Juni 2021 4893. Foto: Shutterstock. Masalah dan kesulitan adalah keniscayaan dalam hidup manusia. Jangankan manusia biasa, nabi saja sering mengalami masalah kehidupan. Sehingga harusnya, sebagai umatnya kita perlu mencontoh dan meneladani kesabaran nabi dalam menghadapi . Larangan mengharapkan kematian karena musibah yang menimpaDua alasan mengapa dilarang berangan-angan meminta kematianBagaimana jika musibah tersebut menimpa agama seseorang?Jika harus berangan-angan kematianLarangan mengharapkan kematian karena musibah yang menimpaDiriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,لاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمُ المَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ مُتَمَنِّيًا لِلْمَوْتِ فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي“Janganlah salah seorang di antara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya. Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, “Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.” HR. Bukhari no. 6351, 5671 dan Muslim no. 2680Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang seseorang berangan-angan agar mati. Dalam riwayat dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ، وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ“Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah berdoa meminta mati sebelum datang waktunya.” HR. Muslim no. 2682Dari dua hadits di atas dapat dipahami bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang berangan-angan mati dalam pikiran dan juga berdoa dengan diucapkan meminta bin Malik radhiyallahu anhu berkata,لَوْلاَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَانَا أَنْ نَدْعُوَ بِالْمَوْتِ لَدَعَوْتُ بِهِ“Jika bukan karena aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang kita untuk berdoa meminta kematian, niscaya aku akan memintanya.” HR. Bukhari no. 7234Baca juga Hanya Berdoa Kepada Allah Ta’ala Dalam Urusan Dunia SemataDua alasan mengapa dilarang berangan-angan meminta kematianDalam hadits di atas terkandung larangan bagi setiap muslim untuk berangan-angan atau meminta kematian karena musibah yang dia alami, baik berupa kemiskinan, kehilangan sesuatu yang berharga, penyakit tertentu yang parah, luka secara fisik, atau musibah-musibah lainnya. Larangan ini karena dua alasanAlasan pertama, perbuatan tersebut menunjukkan keluh kesah terhadap musibah yang menimpa, tidak ridha dengan takdir Allah Ta’ala dan menentang takdir yang telah Allah Ta’ala menjadi kewajiban bagi seorang muslim adalah bersabar dalam menghadapi musibah. Kewajiban sabar ini berdasarkan ijma’ ulama. Yang lebih utama dari sabar adalah bersikap ridha terhadap musibah atau takdir dari Allah Ta’ala tersebut. Ridha terhadap musibah hukumnya sunnah, tidak sampai derajat wajib, menurut pendapat yang paling kedua, berdoa meminta kematian tidaklah mendatangkan maslahat, namun di dalamnya justru terdapat mafsadah keburukan, yaitu meminta hilangnya nikmat kehidupan dan berbagai turunannya yang ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ، وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ، إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ، وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا“Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah meminta mati sebelum datang waktunya. Karena orang mati itu amalnya akan terputus, sedangkan umur seorang mukmin tidaklah bertambah melainkan akan menambah kebaikan.” HR. Muslim no. 2682Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,وَلاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ المَوْتَ إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَزْدَادَ خَيْرًا، وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ أَنْ يَسْتَعْتِبَ“Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian. Jika dia orang baik, semoga saja bisa menambah amal kebaikannya. Dan jika dia orang yang buruk akhlaknya, semoga bisa menjadikannya bertaubat.” HR. Bukhari no. 5673Baca juga Orang Islam kok Enggan Berdoa? Bagaimana jika musibah tersebut menimpa agama seseorang?Dzahir hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa “musibah” tersebut bersifat umum, baik musibah yang terkait dengan dunia atau yang terkait dengan agama. Akan tetapi, sejumlah ulama salaf memaknai larangan tersebut jika musibah tersebut berkaitan dengan dunia. Maksudnya, jika musibah tersebut berkaitan dengan agama seseorang, di mana seseorang mengkhawatirkan akan adanya fitnah atau kerusakan pada agamanya, maka hal ini tidak termasuk dalam larangan di riwayat An-Nasa’i, terdapat hadits di atas dengan lafadz,لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ فِي الدُّنْيَا“Janganlah salah seorang di antara kalian berharap mati karena musibah duniawi yang menimpanya.” HR. An-Nasa’i no. 1820, shahihIbnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah menjelaskan,على أن في في هذا الحديث سببية أي بسبب أمر من الدنيا“Bahwa kata “fii” dalam hadits tersebut menunjukkan “sebab”. Maksudnya, dengan sebab suatu perkara musibah duniawi.” Fathul Baari, 10 128Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ“Kiamat tidak akan terjadi sampai seseorang melewati makam orang lain dan mengatakan, “Duhai, seandainya aku menempati posisinya.” HR. Bukhari no. 7115 dan Muslim no. 157Juga dalam hadits panjang yang diriwayatkan dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu, di dalamya diceritakan kalau Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdoa,اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ المُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ المَسَاكِينِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي، وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ“Ya Allah, sesungguhnya aku memintamu berbuat kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang-orang miskin, ampunilah aku dan rahmatilah aku, dan bila Engkau menghendaki fitnah pada hamba-hamba-Mu, wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terkena fitnah.” HR. Tirmidzi no. 3235, shahihBaca juga Sebab-Sebab Terkabulnya DoaJika harus berangan-angan kematianDalam hadits pertama di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, “Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.”Artinya, jika tidak boleh tidak dia ingin berangan-angan kematian karena keinginan kuat dari jiwa dan hawa nafsunya, sehingga mencegahnya untuk menjauhi larangan, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan solusi untuk berdoa dengan lafadz di kalimat doa yang diajarkan dan diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tersebut, terkandung makna pasrah dan tunduk terhadap ketentuan Allah Ta’ala, memasrahkan semua urusan kepada Allah Ta’ala yang Maha Mengetahui semua urusan dan hasil akhirnya. Yaitu, seseorang menggantungkan urusannya kepada ilmu Allah Ta’ shallallahu alaihi wa sallam pun berdoa dengan lafadz tersebut dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat Ammar bin Yasir radhiyallahu anhu,اللهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ، وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ، أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي“Ya Allah, dengan ilmu ghaib-Mu dan kekuasaanmu atas seluruh makhluk, hidupkanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa kehidupan itu lebih baik untukku, dan wafatkanlah aku jika kematian itu lebih baik untukku … “ HR. Ahmad 30 265, shahihBacajugaDoa agar Terhindar dari Hilangnya Nikmat & Bencana yang Tiba-TibaBerdoa Kepada Mayit Adalah KesyirikanDemikian pembahasan ini, semoga bermanfaat.***Sint-Jobskade 718 NL, 4 Muharram 1440/ 15 September 2018Penulis M. Saifudin HakimArtikel dari kitab Minhatul Allaam fi Syarhi Buluughil Maraam, 4 233-236, karya Syaikh Abdullah bin Shalih Al-Fauzan, penerbit Daar Ibnul Jauzi KSA, cetakan ke lima tahun 1435. Unduh PDF Unduh PDF Tidak peduli berapa pun usia atau tahapan hidup Anda, menghadapi kematian selalu sulit. Kematian adalah bagian hidup yang tidak dapat dihindarkan. Meski begitu, bukan berarti Anda tidak dapat belajar dari kematian dan mengendalikan perasaan berduka Anda. Meskipun proses tersebut sulit, belajar tentang cara menghadapi kematian akan menjadikan Anda orang yang lebih kuat dan bahagia dalam jangka panjang. 1 Ketahuilah bahwa perasaan duka adalah sesuatu yang alami. Jangan berkecil hati atau kesal kepada diri sendiri, atau khawatir kalau Anda akan tidak dapat melanjutkan hidup. Setelah kematian seseorang yang kita cintai, wajar untuk merasa sedih, kesal, dan kehilangan. Anda tidak perlu memerintahkan diri sendiri untuk "melupakannya" atau segera melanjutkan hidup. Sebagai gantinya, terima perasaan tersebut sebagai respons alami terhadap kematian - langkah ini akan mempermudah Anda untuk menangani kesedihan Anda seiring dengan berjalannya waktu.[1] Emosi yang umumnya timbul antara lain Menyangkal terjadinya kematian Tergoncang atau kebas secara emosional Berusaha menawar atau menalar cara agar dapat menyelamatkan sang mendiang. Penyesalan akan hal-hal yang sudah terjadi ketika orang itu masih hidup. Depresi Kemarahan[2] 2 Biarkan diri Anda mengeluarkan perasaan Anda. Ketika pertama kalinya mengetahui tentang kematian orang tercinta, Anda akan merasa sakit. Alih-alih menghindari perasaan-perasaan tersebut sebaiknya Anda berusaha untuk mengeluarkannya dengan cara apa pun yang terasa alami. Menangis, merenung dalam diam, atau keinginan untuk membicarakan tentang kematian tersebut dianjurkan jika Anda butuh. Jangan menolak untuk menangis karena Anda pikir menangis "terlihat lemah". Jika ingin menangis, biarkan diri Anda menangis. Jangan merasa seolah Anda harus berduka dengan cara tertentu. Proses ini bersifat pribadi dan Anda harus menerima semua perasaan dan ekspresi yang terasa tepat bagi Anda. 3 Kemas memori Anda dalam kesan positif. Terlalu mudah untuk membiarkan emosi negatif kematian meliputi kita dan menghanyutkan memori-memori indah tentang seseorang ketika dia masih hidup. Pikirkan sifat-sifat lucu dan unik dari orang terkasih Anda dan ceritakan kepada orang-orang lain. Rayakan pencapaian dan kehidupan sang mendiang semasa hidup, temukan hal-hal baik di waktu yang sulit. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pola pikir kita ketika menghadapi duka cita sangat memengaruhi perasaan kita satu sampai dua tahun ke depan, oleh karena itu perasaan positif pada saat ini akan membantu Anda tetap positif di masa yang akan datang.[3] "Pulih dari duka bukanlah proses melupakan, melainkan proses mengenang dengan lebih sedikit rasa sakit dan lebih banyak rasa bahagia." - Marie José Dhaese[4] 4 Beri Anda waktu untuk memproses rasa kehilangan. Sering kali reaksi kita terhadap tragedi adalah dengan mengurangi waktu luang - bekerja lebih lama, pergi lebih sering dan tidur lebih larut. Ini merupakan usaha untuk "mengubur" perasaan berduka, yaitu tetap menyibukkan diri untuk menghindari perasaan tidak menyenangkan atau sedih. Padahal, menerima kematian itu butuh waktu. Lawan dorongan-dorongan untuk menggunakan obat-obatan dan alkohol untuk menghadapi kematian. Zat-zat ini tidak hanya menghambat kemampuan Anda untuk menguasai diri, tetapi juga dapat menyebabkan masalah-masalah fisik dan mental lainnya. 5 Bicarakan perasaan Anda dengan orang-orang tercinta. Anda tidak sendirian dalam perasaan duka ini, dan membagi pikiran, kenangan dan emosi Anda dengan orang-orang lain dapat membantu semua orang mengerti apa yang telah terjadi. Menutup diri dari orang lain tidak hanya menghalangi kemampuan Anda untuk menghadapi kematian, namun juga menciptakan jurang di antara semua orang ketika sebenarnya mereka sedang sangat saling membutuhkan. Meskipun sulit untuk bicara, ada beberapa cara untuk memulai percakapan tersebut Angkat soal kenangan favorit Anda tentang sang mendiang. Rencanakan upacara pemakaman, penguburan atau ritual lainnya bersama-sama. Akuilah ketika Anda membutuhkan seseorang untuk melampiaskan amarah atau kesedihan Anda. 6Ungkapkan emosi Anda dalam bentuk seni atau tulisan. Meskipun hanya mencatat pikiran Anda dalam jurnal, menemukan cara untuk mengungkapkan pikiran akan membantu Anda untuk menghadapi perasaan-perasaan tersebut. Dengan menuliskan atau menuang pikiran melalui seni, Anda membuat pikiran Anda menjadi nyata dan lebih mudah dikendalikan. 7Jaga kesehatan Anda ketika berduka. Ada hubungan kuat antara kesehatan fisik dan mental kita,[5] dan merawat salah satunya akan selalu menguntungkan yang lainnya. Teruslah makan dengan benar, berolahraga dan tidur yang cukup, meskipun Anda merasa lesu atau tidak nyaman.[6] 8 Temukan kelompok dukungan support group. Menemukan orang-orang lain yang mengerti luka batin Anda dapat menjadi alat yang berharga untuk membantu mempelajari tentang perasaan Anda dan menghadapi kematian. Ketahuilah bahwa Anda bukanlah satu-satunya orang yang mengalami luka batin seperti ini dan ketahuilah bahwa dengan melakukan pencarian sederhana lewat internet tentang "Kelompok Dukungan Menghadapi Kematian" atau "Death Support Group" kelompok dukungan yang membantu orang-orang menghadapi kematian di daerah Anda dapat membantu mencari sebuah grup di dekat Anda. Ada berbagai kelompok-kelompok khusus untuk berbagai jenis kematian yang berbeda - grup untuk mereka yang kehilangan pasangan hidup atau orang tua, grup untuk mereka yang menghadapi kanker, dll. Departemen Kesehatan Amerika Serikat memiliki daftar terperinci tentang berbagai kelompok dukungan dan cara untuk menghubunginya di situs web kelompok dukungan mereka. 9 Bicaralah kepada seorang psikiater jika Anda mengalami perasaan sedih atau duka yang teramat sangat. Ada tenaga-tenaga profesional terlatih yang dapat membantu Anda menghadapi kematian orang terkasih, terutama jika Anda merasa seolah tidak dapat berfungsi normal atau kehilangan hasrat untuk tetap hidup.[7] Bimbingan dari konselor, terapis dari sekolah, dan tenaga kesehatan jiwa profesional dapat memberikan bimbingan dan dukungan selama Anda berusaha menghadapi kematian orang tercinta. 10 Kelola rasa duka Anda dengan rangka waktu Anda sendiri. Tidak ada jumlah waktu yang "benar" untuk menghadapi rasa duka - terkadang butuh waktu satu bulan, terkadang butuh waktu lebih dari satu tahun. Ketika seseorang yang Anda cintai meninggal, tidak ada yang bisa tahu bagaimana peristiwa itu akan memengaruhi Anda, sehingga jangan mencoba untuk mendesak diri sendiri buat cepat-cepat merasa lebih baik. Seiring berjalannya waktu, Anda akan belajar cara menerima kematian dengan gaya Anda sendiri.[8] "Tahap-tahap berduka" hanyalah petunjuk untuk perasaan yang awam dirasakan setelah kematian seseorang yang kita cintai. Tahapan tersebut bukan sederet kewajiban yang harus ditunaikan oleh seorang yang sedang berduka sebelum dapat melanjutkan hidup.[9] Iklan 1Bicarakan pilihan perawatan dan dukungan yang tersedia dengan dokter Anda. Terlepas dari apakah Anda atau orang terkasih yang mendapat diagnosis mematikan, Anda harus berkonsultasi dengan dokter mengenai pilihan-pilihan perawatan hospis rawat akhir dan paliatif perawatan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Anda harus mendapatkan informasi tentang linimasa diagnosis tersebut dan apa yang bisa Anda lakukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan Anda. [10] 2 Beri tahu orang-orang terkasih saat sudah siap. Hal ini sering kali sangatlah sulit, sehingga lakukan pelan-pelan saja dan pikirkan tentang apa yang ingin Anda katakan sebelumnya. Memberi tahu satu orang terlebih dahulu sering kali membantu; misalnya seorang teman tepercaya atau orang terdekat yang Anda sayangi, dan minta dia membantu mendukung Anda selagi Anda memberi tahu orang-orang lain. Jika Anda merasa sulit untuk mendiskusikan masalah ini dengan teman-teman dan keluarga, pertimbangkanlah untuk mulai menceritakannya kepada seorang konselor atau kelompok dukungan terlebih dahulu.[11] Semua orang akan memberi beragam reaksi terhadap berita ini, mulai dari amarah hingga kesedihan, namun pahamilah bahwa ini semua karena mereka sayang dan peduli terhadap Anda.[12] 3 Temukan kelompok dukungan yang beranggotakan para pasien yang melalui masalah serupa. Temukan orang-orang lain yang mengerti penderitaan Anda dapat menjadi alat berharga untuk membantu Anda mempelajari tentang perasaan Anda dan menghadapi kematian. Ketahuilah bahwa Anda tidak sendirian dalam perjalanan ini dan orang-orang lain akan memberikan nasihat dan pandangan yang mungkin bermanfaat bagi Anda. Sering kali ada kelompok-kelompok khusus untuk berbagai jenis kematian - grup untuk mereka yang telah kehilangan pasangan hidup atau orang tua, grup untuk mereka yang menderita kanker, dll. Departemen Kesehatan Amerika Serikat memiliki daftar terperinci tentang berbagai kelompok dukungan dan cara menghubunginya di situs web kelompok dukungan mereka. 4Pandang hidup Anda dalam bagian-bagian lebih kecil dan mudah diatur. Jangan berusaha untuk menghadapi seluruh prognosis Anda sekaligus, selalu pikirkan tentang cara mengelola satu tahun terakhir dalam hidup Anda. Sebagai gantinya, pikirkan tujuan-tujuan kecil untuk dicapai selama satu minggu atau bulan, dan nikmati setiap momen itu sepenuhnya. Jangan merasa seolah Anda harus melakukan segalanya sekaligus. [13] 5 Nikmati hidup Anda sepenuhnya. Habiskan hari-hari Anda melakukan hal-hal yang Anda sukai. Bicaralah dengan orang-orang yang Anda sayangi dan habiskan waktu dengan keluarga. Bahkan di hari-hari saat Anda merasa lemah dan lelah pun temukan kegiatan yang dapat membuat anda gembira.[14] Minta teman atau keluarga Anda untuk membantu Anda bepergian jika Anda merasa lemah. Bicarakan tentang pengendalian rasa sakit dengan dokter jika Anda merasa terlalu kesakitan sehingga tidak dapat menikmati hidup. 6Rencanakan kematian Anda. Pastikan wasiat Anda telah diperbarui dan Anda telah menjelaskan harapan-harapan terakhir kepada keluarga, orang-orang terkasih dan para dokter. Meskipun jelas Anda harus melakukan ini ketika merasa sudah siap, tetapi tidak menata hidup Anda sebelum ajal dapat menyulitkan orang-orang tercinta ketika Anda sudah tiada. 7 Jika seseorang yang Anda cintai menderita penyakit mematikan, berikan dia kasih sayang dan dukungan. Meskipun Anda mungkin merasa seolah dapat menyembuhkan mereka atau mengobati penyakitnya, hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk teman yang menderita penyakit mematikan adalah berada di sisinya. Bawa dia ke jadwal kontrol medis, bantu mengerjakan pekerjaan rumah dan ada di sana untuk bicara dengannya. Jangan berusaha menjadi seorang "pahlawan". Anda memang ada untuk mendukung teman Anda, namun sadarilah bahwa ada batasan akan apa apa yang bisa Anda perbuat. Iklan 1 Ketahuilah bahwa anak-anak dengan umur yang berbeda menghadapi kematian dengan cara yang berbeda pula. Anak-anak yang masih sangat kecil, seperti di usia prasekolah, mungkin kesulitan untuk memahami kematian dan sebagai gantinya memandang hal tersebut sebagai perpisahan sementara. Di sisi lain, anak-anak usia SMA, dapat mengerti tentang suratan kematian dan penyebabnya. Beberapa anak yang lebih muda mungkin menggeneralisasikan kematian untuk memahaminya. Contohnya, setelah menyaksikan peristiwa 11 September, sejumlah anak-anak yang lebih muda mungkin menghubungkan kematian dengan berjalan ke bangunan pencakar langit. Biarkan anak Anda yang memimpin percakapan tentang kematian itu, karena mereka akan mengajukan pertanyaan yang penting bagi mereka dan membantu Anda menentukan nada dan bahasa penyampaian seperti apa yang harus digunakan. 2 Bicarakan tentang kematian dengan anak-anak Anda. Kematian sering kali merupakan konsep yang asing, terutama bagi anak-anak kecil. Bayangan bahwa orang yang Anda cintai tidak akan ada lagi untuk selamanya harus dipelajari dan orang tua dapat memberikan cinta dan dukungan ketika anak-anak belajar untuk menghadapi kematian. Meskipun percakapan ini sulit, Anda harus jadi diri sendiri dan ada untuk anak Anda. Jawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang sederhana dan jujur, tidak dengan kiasan seperti "hilang" atau "terbang". Jujurlah - meminimalkan emosi negatif hanya akan membingungkan anak Anda kelak dan membuatnya kehilangan kepercayaan terhadap Anda.[15] 3 Ceritakan kematian orang yang tercinta kepada anak-anak dengan bahasa yang sederhana dan jelas. Jangan berbisik, mengarang cerita, atau menunggu untuk memberitahukan mereka di saat yang tepat. Orang terkasih yang tepercaya harus memberi tahu seorang anak tentang kematian kapan pun memungkinkan sehingga sang anak merasa terlindungi.[16] 4Dorong sang anak agar terbuka terhadap Anda. Sama seperti orang dewasa, anak-anak dapat mengalami kesulitan dalam mengungkapkan diri mereka atau mengetahui kapan harus bicara. Jangan lupa mendorong mereka untuk menceritakan perasaan mereka, namun hormati keinginan mereka jika mereka memilih diam atau merasa tidak nyaman - perasaan tertekan hanya akan membuat mereka lebih kebingungan dan semakin menyulitkan mereka untuk memahami rasa duka yang dialami. 5Bantu mereka untuk mengokohkan kenangan positif. Bicarakan dengan anak Anda tentang kenangan-kenangan indah yang mereka miliki bersama sang mendiang, lihatlah foto-foto dari masa-masa bahagia, berusahalah untuk tetap positif. Meskipun langkah ini sulit ketika Anda sendiri juga mengalami perasaan berduka, namun hal ini dapat membantu semua orang menghadapi emosi negatif yang muncul. 6Biarkan anak-anak Anda mengambil bagian dalam ritual pemakaman. Membiarkan anak membacakan puisi di upacara pemakaman, membantu memilih bunga, atau menceritakan kisah tentang yang terkasih membuat mereka menjadi bagian dari proses berduka keluarga. Mereka merasa seolah memiliki kendali atas perasaan mereka dan dapat berkontribusi kepada kenangan akan sang mendiang secara bermakna.[17] 7Jadilah diri sendiri saat berduka. Meskipun para orang tua harus selalu jadi penyokong bagi anak-anaknya, mereka juga akan mencontoh Anda. Jika Anda menolak untuk menunjukkan emosi, menangis atau membicarakan soal kematian orang terkasih, kemungkinan anak Anda akan melakukan hal yang sama. [18] 8 Ketahuilah kapan anak Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut. Meskipun sebagian besar anak-anak dapat belajar untuk menghadapi kematian seiring berjalannya waktu, ada kasus-kasus ketika kematian membuat seorang anak sangat terpukul dan nasihat dari tenaga kesehatan jiwa profesional mungkin diperlukan. Perhatikan adanya gejala-gejala berikut ini Kesulitan melakukan kegiatan-kegiatan dasar Mengompol tiba-tiba Rasa kesal, perubahan suasana hati, atau kesedihan tiada henti. Rendah diri dan kurang percaya diri Tiba-tiba mengunjukkan perilaku merangsang atau seksual.[19] Iklan Ketahuilah bahwa mereka yang telah meninggal ingin Anda terus bahagia. Ingatlah bahwa Anda boleh meneteskan air mata. Anda boleh merasa sedih/marah. Ingatlah setiap masa-masa istimewa atau bahagia Anda bersama dengan mendiang. Ketahuilah bahwa mereka yang telah tiada tetap mencintai dan mengawasi Anda, melindungi Anda dari atas. Ketahuilah bahwa sang mendiang telah damai sekarang. Tanpa rasa sakit. Kumpulkan orang-orang tersayang di sekeliling Anda. Ingatlah bahwa waktu akan mengurangi rasa sakit dan kesedihan Anda. Menyalahkan diri sendiri atau orang lain tidak akan membantu. Lakukan meditasi atau sembahyang. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda? Doa orang sakit yang putus asa untuk hidup terus terhindar dari Putus Asa “Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku dan temukan aku dengan teman yang tinggi derajatnya para nabi, orang shalih, dan yang mati syahid *lihat surat An-Nisa 69. HR. Bukhari 7/10 dan Muslim 4/1893. Dari’Aisyah dia berkata “Sesungguhnya Nabi SAW, memasukkan kedua tangannya ke dalam air, lalu diusapkan ke wajahnya, dan beliau bersabda “Tiada Tuhan selain Allah, sesungguhnya mati itu mempunyai sekaratnya”.HR. Bukhari. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, tidak ada Tuhan selain Allah, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Tidak ada Tuhan kecuali Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah” HR. Tirmidzi dan Ibn Majah. Doa orang sakit yang putus asa untuk hidup terus terhindar dari Putus Asa “Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku dan temukan aku dengan teman yang tinggi derajatnya para nabi, orang shalih, dan yang mati syahid *lihat surat An-Nisa 69. HR. Bukhari 7/10 dan Muslim 4/1893. Dari’Aisyah dia berkata “Sesungguhnya Nabi SAW, memasukkan kedua tangannya ke dalam air, lalu diusapkan ke wajahnya, dan beliau bersabda “Tiada Tuhan selain Allah, sesungguhnya mati itu mempunyai sekaratnya”.HR. Bukhari. Pertanyaan Jawaban Banyak orang yang sedang sakit kritis, kesakitan, ataupun mengalami kesedihan yang sangat mendalam bertanya-tanya apakah diijinkan bagi orang Kristen untuk meminta Allah untuk mengakhiri hidup kita saja. Apakah ini akan dianggap sebagai usaha bunuh diri? Apakah Allah akan tetap membawa kita ke surga kalau kita berdoa meminta supaya segera mati? Apakah doa seperti ini berdosa? Ingin terlepas dari penderitaan, baik yang bersifat emosional maupun yang fisik, adalah hal yang sangat manusiawi. Bahkan Tuhan Yesus berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku tetapi janganlah seperti yang Kuhendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” Mat 2639. Ini adalah natur manusia dari Yesus. Yesus tahu apa yang sedang menanti-Nya di kayu salib, tapi Dia tetap taat kepada kehendak Bapa. Dalam segala hal, Yesus tetap taat kepada kehendak Bapa Yoh 530. Di Taman Getsemani, Yesus menyatakan kalau memang ada saatnya untuk menderita. Dia rela untuk menderita karena itu memang adalah kehendak Bapa di surga. Sebagai orang-percaya, kita selalu berdoa, “Terjadilah kehendak-Mu.” Karena itu, tidak ada seorang pun yang akan meninggal sebelum tiba waktunya. Daud menyatakan kebenaran ini. Hari-hari kita sudah ditentukan dan tidak akan ada yang dikurangi di luar kehendak Allah. “...dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun daripadanya” Mzm 13916. Ketimbang berdoa meminta supaya hidup kita diakhiri, lebih baik kita berdoa meminta kekuatan dan anugerah dari Allah supaya bisa tetap teguh menghadapi penderitaan apapun yang sedang kita hadapi saat ini. Kita percaya kepada Allah untuk menentukan segala sesuatu dalam hidup kita. Penderitaan memang berat untuk dijalani. Bagian terberat kadang-kadang untuk memahami mengapa ini semua diijinkan terjadi. Penderitaan bisa membuat seseorang lebih rendah hati. Kita tentunya tidak suka ketika sedang diajari untuk rendah hati, lemah, dan bergantung. Ketika kita bertanya, “Mengapa saya, Tuhan?” jawabannya mungkin malahan, “Mengapa tidak? Ketika orang yang sudah lahir-baru menderita di atas bumi ini, Allah selalu punya tujuan di balik penderitaan itu. Rencana dan tujuan-Nya selalu sempurna dan kudus, seperti halnya Allah itu sempurna dan kudus. Penulis Mazmur menyatakan, “Adapun Allah, jalan-Nya sempurna” Mzm 1830. Jika jalan Allah itu sempurna, berarti kita harus percaya kepada apapun yang Dia kerjakan dan ijinkan untuk terjadi, semua itu memang sempurna. Ini mungkin terlihat tidak mungkin bagi kita, tetapi pikiran kita bukanlah pikiran Allah, seperti yang Dia ingatkan di kitab Yesaya 558-9 Rasul Paulus juga memiliki “duri dalam daging,” satu pergumulan yang tidak dijelaskan dengan mendetail di Alkitab. Sebanyak tiga kali ia berdoa meminta Allah untuk meniadakan “duri” itu. Tapi, Allah yang dengan mudah bisa meniadakan itu, justru memilih tidak mengabulkan permohonan itu. Allah mengingatkan Paulus kalau “duri” itu memang diijinkan ada untuk membuatnya tetap rendah hati, supaya ia jangan sampai meninggikan diri karena begitu banyak pewahyuan-pewahyuan yang luar biasa, yang ia terima langsung. Tapi, Allah tidak membiarkan Paulus menderita sendirian tanpa diberi kekuatan untuk menghadapinya. Allah sendiri yang memastikan kalau anugerah-Nya cukup dan Allah akan dipermuliakan dengan peristiwa ini, ketika kuasa-Nya memampukan Paulus untuk menerima ini semua. Paulus menjadi senang dan rela di dalam penderitaan ini karena Allah dipermuliakan ketika kuasa-Nya turun menaunginya 2 Kor 127-10. Karena itu, ketimbang kabur dari penderitaan dengan cara ingin cepat-cepat mati, kita seharusnya lebih bersandar pada Allah dan mengandalkan-Nya. Tujuan-Nya dengan mengijinkan kita menderita selalu akan mempermuliakan-Nya dan menjadi berkat bagi hidup kita. Ketika kita sedang merasa sakit-sakitnya, seringkali kita merasa tidak sanggup untuk bertahan lebih lama lagi. Allah mengingatkan kalau pencobaan atau penderitaan yang dialami orang-percaya tidak akan melampaui kekuatannya untuk menanggungnya. Ada orang-percaya yang menderita sakit-penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh pengobatan apapun. Ada orang-percaya yang dianiaya dan disiksa oleh para musuh Allah. Ada orang-percaya yang kesepian dan terbuang. Ada juga yang dipenjara karena kesaksian mereka. Jadi, sudah pasti bukan cuma kita sendiri yang menderita di dunia ini. Tapi, Allah selalu setia. Dia tidak akan mengijinkan kita menderita atau dicobai melebihi dari yang kita sanggup tanggung. Ia akan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya. 1 Kor 1013. Jadi, apakah berdosa bagi seseorang berdoa meminta supaya segera mati? “Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa” Rom 1423. Dengan kata lain, jika hati nurani kita sudah menyatakan kalau itu adalah dosa, maka itu adalah dosa. Apalagi Alkitab juga menyatakan, “Jika seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa Yak 417. Hanya ada satu dosa yang membuat pintu surga tertutup bagi kita. Dosa itu adalah menolak Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Berdoa meminta supaya segera mati bisa jadi adalah dosa karena perbuatan ini mengindikasikan kurangnya iman. Doa yang lebih tepat mungkin seharusnya, “Tuhan, Engkau telah berjanji untuk menyertaiku melewati semua pencobaan. Saya berdoa semoga Tuhan meringankan penderitaan ini, atau memberikan jalan keluarnya. Tapi, dalam semua hal, biarlah kehendak-Mu yang jadi. Amin.” English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah salah jika kita berdoa meminta supaya segera mati? إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا‎Arab-Latin Iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadāTerjemah Arti Ingatlah tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua,Terjemah Arti Ingatlah tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua,lalu mereka berdoa "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini". Seseorang yang dilanda krisis berkepanjangan mungkin akan mengalami keguncangan mental yang luar biasa. Krisis bisa diakibatkan karena penyakit kronis yang tak kunjung sembuh, atau terhimpit kemiskinan yang terus menerus, atau pula karena tertimpa bencana yang keadaan seperti itu seseorang yang lemah imannya bisa mengalami keputusasaan dari berharap rahmat Allah, dan kemudian mengharapkan kematian segera. Pertanyaannya adalah bolehkah berdoa memohon kematian seperti itu? Pertanyaan tersebut dapat ditemukan jawabannya dalam kitab karya Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 58 sebagai berikut ويُكره تمني الموت، والدعاء به، لضر ينزل بالإنسان، من مرض أوفقر أو نحو ذالك من شدائد الدنيا فإن خاف فتنة في دينه جاز له تمنيه، وربما نُدِبَArtinya “Adalah makruh tidak disukai mengharapkan mati atau berdoa memohon kematian disebabkan penderitaan yang menimpa seseorang, seperti penyakit, kemiskinan, dan hal-hal semacam itu yang merupakan kesengsaraan dunia. Namun jika ia merasa takut hal itu akan menjadi fitnah godaan berat terhadap agamanya, maka hal itu diperbolehkan, dan terkadang malah dianjurkan.” Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa hukum mengharapkan atau berdoa memohon kamatian disebabkan merasa tidak kuat atas penderitaan dan kesulitan yang bersifat jasmani seperti terkena penyakit yang parah, terhimpit kemiskinan yang menyengsarakan, dan sebagainya, adalah makruh. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi sebagai berikutلا يَتَمَنَّيَنَّ أحدكم الموت لضر نزل به، فإن كان لا بد فاعلاً فليقل اللهم أحيني ما كانت الحياة خيرًا لي، وتوفني إذا كانت الوفاة خيرًا “Jangan sekali-kali ada orang di antara kalian menginginkan kematian karena tertimpa suatu bencana. Namun jika sangat terpaksa, maka sebaiknya ia mengucapkan doa Ya Allah biarkanlah aku hidup sekiranya hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku sekiranya kematian itu lebih baik bagiku’.”Kutipan di atas menjelaskan mengharapkan kematian sesungguhnya tidak dianjurkan sekalipun dilatarbelakangi kesengsaraan karena tertimpa bencana, misalnya. Namun demikian pada tingkat tertentu hal itu bisa dibenarkan dengan catatan cara memohonnya harus dengan doa yang tidak mencerminkan keputusasaan. Doa tersebut harus seperti yang diajarkan Rasulullah SAW sebagaimana dicontohkan dalam hadits di atas, yakni tidak memohon kematian itu sendiri secara mutlak tetapi lebih memasrahkannya kepada Allah SWT Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Maksudnya biarlah Allah sendiri yang memutuskan apakah seseorang akan dimatikan atau dipetahankan hidup sebab pada hakikatnya hanya Allah yang mengetahui mana yang lebih baik antara hidup dan mati. Bisa jadi Allah tetap mempertahankan hidup seseorang dengan maksud memberinya kesempatan untuk menambah kebaikan-kebaikannya atau memperbaiki diri sebagai pertobatan bagi yang banyak dosanya. Hal ini sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari sebagai berikutلا يَتَمَنَّى أحدكم الموت، إما محسن فلعله يزداد، وإما مسيء فلعله “Janganlah ada seseorang dari kalian yang mengharapkan kematian. Jika ia orang yang baik, mudah-mudahan hal itu menambah kebaikannya. Dan jika ia orang yang buruk semoga ia dapat memanfaatkannya untuk bertobat.” Selanjutnya Sayyid Abdullah Al-Haddad menjelaskan di halaman yang sama hal. 58 bahwa kematian seseorang sesungguhnya telah ditetapkan dengan qadha’-Nya sebagaimana kutipan berikut ini إن الموت أمر مكتوب على جميع الأنام، وقضاء محتوم على الخاص والعام، وقد سوى الله فيه بين القوي والضعيف، والوضيع “Sesungguhnya kematian adalah sesuatu perkara yang telah ditetapkan pada seluruh manusia dan berlaku tanpa terkecuali. Allah tidak pilih kasih dalam hal ini sehingga tidak memandang kuat lemahnya fisik seseorang ataupun tinggi rendahnya kedudukan mereka di masyarakat.” Kesimpulannya, berdoa memohon kematian sesungguhnya tidak baik dan tidak perlu apa pun alasannya sebab kematian seseorang sesungguhnya telah ditetapkan oleh Allah SWT sebelum kelahirannya ke alam dunia ini. Oleh karena itu siapa pun, terutama mereka yang berada dalam kondisi kritis, sebaiknya dapat memadang hidup apa pun kondisinya sebagai kesempatan untuk beramal baik. Orang yang sudah baik diharapkan dapat menambah kebaikannya; sedangkan yang belum baik diharapkan dapat memanfaatkannya untuk bertobat sebelum ajal benar-benar menjemputnya. Muhammad Ishom, dsoen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta

doa menghindari keputusasaan dalam menghadapi kematian